Para
peneliti di Amerika Serikat mengungkapkan pernyataan yang mengejutkan.
Partikel subatom, Higgs Boson, yang ditemukan pada akselerator partikel
terbesar di dunia, Large Hadron Collider (LHC) di Jenewa pertengahan
tahun lalu, disebutkan berpotensi menghancurkan alam semesta.
Massa
partikel Higgs Boson merupakan bahan utama dalam perhitungan yang
menandakan masa depan ruang dan waktu, dan sering disebut dengan nama
kontroversial, "Partikel Tuhan".
"Perhitungan ini memberitahu
Anda bahwa puluhan miliaran tahun dari sekarang akan ada bencana," kata
Joseph Lykken, seorang ahli fisika teoritis di Fermi National
Accelerator Laboratory Batavia, Illinois, Amerika Serikat pada pertemuan
tahunan American Association for the Advancement of Science.
"Partikel
tersebut menjadikan alam semesta tidak stabil, dan terhitung beberapa
miliar tahun dari sekarang, alam semesta punah," ujar Lykken, yang juga
kolaborator di salah satu eksperimen LHC, seperti dilansir Livescience, 20 Februari 2013.
Partikel
Higgs Boson merupakan manifestasi dari suatu medan energi meliputi alam
semesta yang disebut medan Higgs. Medan ini menjelaskan mengapa
partikel memiliki massa.
Setelah beberapa dekade, pada Juli 2012,
fisikawan di LHC mengumumkan mereka telah menemukan partikel baru yang
sifatnya sangat kuat, menunjukkan bahwa itu adalah Higgs Boson.
Untuk
mengkonfirmasi kepastian tanda-tanda partikel tersebut, peneliti
memerlukan lebih banyak data. Namun, banyak ilmuwan mengatakan yang
sedang dipertaruhkan adalah partikel Higgs.
"Penemuan ini bagi
saya secara pribadi, mengejutkan," kata Joseph I. Kroll, fisikawan
University of Pennsylvania yang juga bekerja di LHC.
"Bagi saya,
Higgs adalah semacam, mungkin ada, mungkin tidak. Fakta bahwa itu ada
benar-benar suatu prestasi yang luar biasa," tegas Kroll.
Penemuan
Higgs tidak hanya menegaskan teori tentang bagaimana partikel
memperoleh massa, tetapi memungkinkan para ilmuwan membuat perhitungan
baru yang tidak mungkin sebelum sifat partikel tersebut diketahui.
Misalnya,
massa partikel Higgs Boson ini sekitar 126 miliar elektron volt, atau
sekitar 126 kali massa proton. Jika partikel itu benar-benar Higgs,
massa partikel tersebut adalah penyebab alam semesta secara fundamental
tidak stabil, dan akan menyebabkan alam semesta berakhir secara serempak
di masa depan.
Hal ini dikarenakan medan Higgs dianggap ada di
mana-mana, sehingga mempengaruhi kekosongan masa kehampaan ruang di alam
semesta.
"Massa Higgs berkaitan erat dengan seberapa stabil
kekosongan ini," jelas Christopher Hill, seorang ahli fisika teoritis di
Fermi National Accelerator Laboratory.
"Ini bisa menjadi sebuah
kosmik yang kebetulan, atau terjadi kerena gejala fisika. Ini bisa
menjadi sesuatu yang baru, yang tidak kita ketahui sebelumnya," kata
Hill.
Menariknya, para ilmuwan mengatakan, jika massa Higgs
berbeda meski hanya beberapa persen, maka ramalan alam semesta kiamat
menjadi keliru.
"Anda tidak akan benar-benar melihat hal itu, karena akan datang pada Anda dengan kecepatan cahaya. Dengan begitu, Anda tak perlu khawatir," kata Lykken.
0 komentar:
Posting Komentar